Bukuini merupakan sebuah buku panduan bagi kita supaya dapat melakukan shalat persis seperti yang dicontohkan nabi kita, Muhammad Saw. Buku ini tidak hanya wajib dimiliki bagi orang yang baru belajar tatacara shalat, tapi juga bagi siapa saja yang ingin memperbaiki dan menyempurnakan shalatnya. Pastikan shalat Anda telah benar!
TataCara Shalat Istisqa Tata cara shalat istisqa sama persis dengan shalat Id. Dilaksanakan dua rakaat. Pada rakaat pertama bertakbir 7 kali dan rakaat kedua bertakbir 5 kali. Takbiratul ihram kemudian diikuti takbir tambahan 7 kali. kemudian membaca doa iftitah, al-fatihah, dan surat.
TataCara Shalat 'idain, secara garis besar, tata cara pelaksanaan shalat 'idain adalah sebagai berikut : 1. Oleh karena itu sebagai orang yang beriman kita harus yakin bahwa hanya Allah SWT yang paling mengetahui persis mana yang terbaik di antar sekian pilihan itu.
WaalaikumussalamWr Wb. Saudara Rian yang dimuliakan Allah swt. Untuk menjawab pertanyaan anda, saya mencoba mengurutkannya sesuai dengan rukun-rukun shalat—menurut jumhur ulama—sekaligus saya sisipkan beberapa sunnah-sunnah dan bacaan-bacaannya sesuai dengan hadits-hadits Rasulullah shalallahu 'alaihi wa sallam sebagai berikut : 1. Niat.
SholatAshar adalah salat yang dilaksanakan di sore hari sesudah Solat Zuhur dan sebelum Sholat Magrib. Asar atau salat Asar (bahasa Arab: صلوة العصر) adalah salah satu salat wajib dari salat lima waktu yang dilakukan setelah panjang bayangan suatu benda sama dengan tinggi benda tersebut sampai menjelang matahari terbenam.
cara membuat struktur organisasi kelas yang kreatif dari karton. Tata Cara Sholat GerhanaGerhana Bulan Total 8 November, PERSIS Anjurkan Shalat Gerhana Ikuti Sunah Setelah MaghribTata Cara Shalat Gerhana Bulan dan MatahariTata Cara Shalat Gerhana Bulan dalam Empat Madhzab Salatiga — Pada Rabu 26/5 mendatang diprediksi akan terjadi gerhana Bulan total. Kali ini akan sangat spesial karena bulan akan tampak merah dan lebih besar dari biasanya sehingga disebut Bulan Merah Super atau Super Blood tersebut dikarenakan pembiasan cahaya Matahari oleh lapisan atmosfer Bumi sehingga membuat bulan nampak seperti berwarna merah. Ushallî sunnatal khusûf rakataini imâman/makmûman lillâhi taâlâ Saya berniat shalat sunah gerhana bulan dua rakaat sebagai imam/makmum karena Allah SWT. Bangkit dari ruku’ i’tidal sambil mengucapkan “Sami’allahu Liman Hamidah, Rabbana Wa Lakal Hamd” Setelah itu imam/Khotib menyampaikan khutbah sebanyak 2 khutbah seperti khutbanhya shalat iedul fithri/ideul Adha kepada para jemaah yang berisi anjuran untuk berdzikir, berdoa, beristighfar serta disunahkan untuk bersedekah. Selanjutnya Jumlah Al-Fatihah, rukuk, dan iktidal dalam 2 rakaat shalat gerhana ini berjumlah 4 kali. Tata Cara Sholat Gerhana Namun secara bahasa, orang Arab sering menggunakan Kusuf untuk gerhana matahari sementara istilah Khusuf digunakan untuk gerhana bulan lihat kitab An-Nihayah Fi Ghoribi Al-Hadits Wa Al-Atsar. Hadis dalam Shahih Bukhari sendiri memakai kata Khusuf untuk menyebut gerhana matahari. “Dari Al-Mughiroh Bin Syu’bah beliau berkata; Matahari mengalami gerhana di hari wafatnya Ibrahim putra Rasulullah SAW. Maka orang-orang berkata; Dia matahari mengalami gerhana karena kematian Ibrahim. Maka Rasulullah SAW bersabda; Sesungguhnya matahari dan bulan adalah dua ayat di antara ayat-ayat Allah. Jika kalian melihatnya, maka berdoalah, dan Shalatlah sampai terang normal kembali” Diriwayatkan, Ibnu Abbas Shalat gerhana bulan di Bashroh mengimami penduduknya dan mengatakan bahwa beliau melihat Rasulullah SAW melakukannya. Untuk gempa, gunung meletus, banjir, angin kencang dan tanda-tanda alam yang lain, maka tidak disyariatkan Shalat karena Nash yang ada hanya untuk gerhana. Dasarnya adalah perintah mutlak dari Nabi SAW yang memerintahkan Shalat gerhana pada Hadis sebelumnya, yaitu lafadz “وَصَلّÙÂوا” Shalatlah kalian. Muslim yang melakukannya secara berjamaah berarti telah melaksanakan Hadis tersebut sebagaimana muslim yang melakukannya Munfarid juga telah melaksanakan Hadis tersebut. Jika pelaksanaannya sebelum terjadi gerhana, lalu ditengah-tengah Shalat, baru gerhananya terjadi maka shalatnya tidak sah karena Shalat tersebut dilakukan sebelum masuk waktu. “Dari Al-Mughiroh Bin Syu’bah beliau berkata; Matahari mengalami gerhana di hari wafatnya Ibrahim putra Rasulullah SAW. Maka orang-orang berkata; Dia matahari mengalami gerhana karena kematian Ibrahim. Maka Rasulullah SAW bersabda; Sesungguhnya matahari dan bulan adalah dua ayat di antara ayat-ayat Allah. Jika kalian melihatnya, maka berdoalah, dan Shalatlah sampai terang normal kembali” Jika gerhana terjadi pada waktu yang dilarang untuk Shalat, misalnya terjadi sesudah Ashar, atau sesudah Shubuh, atau saat matahari tepat di atas kepala, maka Shalat gerhana tidak disyariatkan. Kesunnahan ini tidak membedakan apakah Shalat gerhananya dilakukan berjamaah ataukah Munfarid. Tidak disyariatkan Adzan dan Iqomat untuk mengawali Shalat gerhana tetapi cukup menyerukan الصَّلاَةَ جَامÙÂعَةٌ Dasarnya adalah Hadis berikut; “Dari Abdullah bin Amr beliau berkata; Tatkala matahari mengalami gerhana di masa Rasulullah SAW maka diumumkan Assholata Jami’ah” Bacaan Tasbih saat Rukuk bebas asalkan didasarkan pada riwayat yang shahih I’tidal. Ruku’ dilakukan dengan lama, tetapi lebih pendek sedikit daripada Rukuk yang pertama. Bacaan Tasbih saat Rukuk bebas asalkan didasarkan pada riwayat yang shahih I’tidal. “Dari Aisyah istri Nabi SAW beliau berkata; Matahari mengalami gerhana pada masa hidupnya Rasulullah SAW . Lalu beliau berdiri kemudian membaca dengan panjang tetapi lebih pendek darpada bacaan yang pertama. Kemudian beliau bertakbir lalu Rukuk dengan lama tetapi lebih pendek daripada Rukuknya yang pertama. Dari Abdullah Bin Abbas bahwasanya beliau berkata; Matahari mengalami gerhana pada masa Rasulullah SAW. Maka Rasulullah SAW Shalat bersama orang-orang, lalu beliau berdiri lama sekitar membaca surat Al-Baqoroh” Tentang ketentuan Al-Fatihah dan surat dibaca dengan Jahr keras maka Dalilnya adalah Hadis berikut; “Dari Aisyah bahwasanya Nabi SAW mengeraskan bacaannya pada saat Shalat gerhana” “Dari Aisyah beliau berkata; Matahari mengalami gerhana di masa Rasulullah SAW. Maka maknanya adalah; Aisyah tidak mendengar bacaan Nabi SAW dengan jelas karena posisi beliau berada di bagian belakang. Demikian pula Samuroh, bisa difahami bahwa beliau berada di Shof bagian paling belakang sehingga tidak mendengar suara Nabi SAW. Namun Nabi SAW tetap membaca dengan keras meskipun akhirnya tidak semua Jamaah sanggup mendengar bacaan beliau. Dalam deskripsi tatacara yang dijelaskan sebelumnya, bisa disimpulkan bahwa tiap Rokaat dilakukan dua kali Rukuk. Jika kalian melihat hal itu, maka berdoalah kepada Allah, Shalatlah dan bershodaqohlah. Selain Shalat, amalan lain yang disyariatkan saat terjadi gerhana adalah berdoa, dzikir, istighfar, shodaqoh, membebaskan budak dan semua amal-amal Taqorrub lainnya. Gerhana Bulan Total 8 November, PERSIS Anjurkan Shalat Gerhana Ikuti Sunah Setelah Maghrib JAKARTA, – Pimpinan pusat Persatuan Islam PERSIS menyampaikan, akan terjadi gerhana bulan total pada hari Selasa, 13-14 Rabi’ul Akhir 1444 H atau bertepatan dengan 8 November 2022. Baca Juga Malam Ini Ada Hujan Meteor, Disusul Gerhana Bulan 8 November Cek Daftar Wilayah yang Bisa Melihat Pihak PERSIS juga menginformasikan, Gerhana Bulan Total GBT ini terjadi di seluruh wilayah Indonesia. Baca Juga Kemenag Ajak Salat Gerhana Bulan 8 November 2022, Berikut Sebaran Wilayah dan Tata Caranya Tata Cara Shalat Gerhana Bulan dan Matahari Tata Cara Shalat Gerhana Bulan dan Matahari ditulis oleh Ustadz Muhammad Hidayatulloh, Pengasuh Kajian Tafsir al-Quran Yayasan Ma’had Islami Yamais, Masjid al-Huda Berbek, Waru, Sidoarjo. Dari Abu Mas’ud Al Anshari ia berkata Rasulullah SAW bersabda “Sesungguhya matahari dan bulan adalah dua ayat dari ayat-ayat Allah, yang dengan keduanya Allah hendak menakut-nakuti hamba-Nya. Dan tidaklah terjadi gerhana pada keduanya karena kematian seseorang atau pun kelahirannya. Jika kalian melihat gerhana, maka shalat dan berdo’alah kepada Allah sampai matahari kembali normal seperti sedia kala.” HR Bukhari, Muslim Dalam keterangan hadits Imam Bukhari dijelaskan bahwa Ketika hendak mulai shalat gerhana diperkenankan dengan seruan ashshalatu jami’ah’ Dari Abdullah bin Amru berkata, “Ketika terjadi gerhana matahari pada masa Rasulullah shallallahu alaihi wasallam, maka panggilannya dengan seruan, Ashshalaatul jaami’ah Marilah mendirikan shalat secara bersama-sama .” HR. Dari Aisyah Radliyallahu anha berkata “Pernah terjadi gerhana matahari pada zaman Rasulullah SAW. Kemudian mengangkat kepalanya, lalu membaca lagi dengan memanjangkan bacaannya namun tidak sebagaimana panjang bacaan yang pertama. Setelah itu beliau bangkit dan bersabda “Sesungguhnya matahari dan bulan tidak akan mengalami gerhana disebabkan karena mati atau hidupnya seseorang, akan tetapi keduanya adalah dua tanda dari tanda-tanda kebesaran Allah, yang Dia perlihatkan kepada hamba-hambaNya. Sedangkan waktu shalatnya para ulama bersepakat yaitu dimulai saat terjadinya gerhana sampai selesasinya. Dan tidak ada masalah jika hal itu bertepatan dengan waktu-waktu yang terkarang untuk shalat. Tata Cara Shalat Gerhana Bulan dalam Empat Madhzab Untuk shalat gerhana matahari, ulama menyepakati hal ini sebagai tata caranya karena memang Rasulullah SAW mencontohkan demikian. Syekh Hasan Sulaiman Nuri dan Sayyid Alwi bin Abbas Al-Maliki menjelaskan perbedaan pendapat ulama dalam Ibanatul Ahkam, Syarah Bulughul Maram sebagai berikut وقالت الحنفية صلاة الخسوف ركعتان بركوع واحد كبقية النوافل وتصلى فرادى، لأنه خسف القمر مرارا في عهد الرسول ولم ينقل أنه جمع الناس لها فيتضرع كل وحده، وقالت المالكية ندب لخسوف القمر ركعتان جهرا بقيام وركوع واحد كالنوافل فرادى في المنازل وتكرر الصلاة حتى ينجلي القمر أو يغيب أو يطلع الفجر وكره إيقاعها في المساجد جماعة وفرادى. سبب اختلافهم اختلافهم في مفهوم قوله عليه الصلاة والسلام “إن الشمس والقمر آيتان من آيات الله لا يخسفان لموت أحد ولا لحياته فإذا رأيتموهما فادعوا الله وصلوا حتى يكشف ما بكم وتصدقوا” خرجه البخاري ومسلم. Kalangan Maliki menganjurkan shalat sunah dua rakaat karena fenomena gerhana bulan dengan bacaan jahar lantang dengan sekali rukuk pada setiap kali rakaat seperti shalat sunah pada lazimnya, dikerjakan sendiri-sendiri di rumah. Shalat itu dilakukan secara berulang-ulang sampai gerhana bulan selesai, lenyap, atau terbit fajar. Kalangan Maliki menyatakan makruh shalat gerhana bulan di masjid baik berjamaah maupun secara sendiri-sendiri,” Lihat Syekh Hasan Sulaiman Nuri dan Sayyid Alwi bin Abbas Al-Maliki,, Beirut, Darul Fikr, cetakan pertama, 1996 M/1416 H, juz I, halaman 114.Keterangan ini cukup jelas memilah pendapat para ulama. Pendapat ini juga dipakai oleh Ahmad bin Hanbal, Dawud Az-Zhahiri, dan sejumlah ulama. Dalam, ia memperlihatkan pendekatan yang dilakukan masing-masing ulama sebagai berikut iniArtinya, “Sebab perbedaan itu terletak pada perbedaan pandangan mereka dalam memahami hadits Rasulullah SAW, Matahari dan bulan adalah dua tanda kebesaran Allah. Sementara Abu Amr bin Abdil Bar meriwayatkan dari Ibnu Abbas dan Utsman RA bahwa keduanya melaksanakan shalat dua rakaat secara berjamaah saat gerhana bulan dengan dua rukuk pada setiap rakaatnya seperti pendapat Imam As-Syafi’i,” Lihat Ibnu Rusyd,, Beirut, Darul Kutub Al-Ilmiyah, 2013 M/1434 H, cetakan kelima, halaman 199.Perbedaan pendapat ini berimbas pada bacaan di dalam shalat itu sendiri. Tetapi dari sini kita dapat menyimpulkan bahwa para ulama berbeda pendapat perihal cara pelaksanaan shalat gerhana bulan. Newsletter Want more stuff like this? Get the best viral stories straight into your inbox!
Salah satu dari lima Rukun Islam adalah Shalat. Shalat ialah berhadap hati kepada Allah SWT sebagai ibadah, yang diwajibkan atas tiap-tiap orang Islam shalat wajib baik laki-laki maupun perempuan berupa perbuatan/perkataan dan berdasarkan atas syarat-syarat dan rukun tertentu, yang dimulai dengan takbir dan diakhiri dengan salam.Baca Manfaat takbirAdapun yang menjadi shalat wajib bagi seorang muslim adalah shalat lima waktu yang dikerjakan sebanyak lima kali sehari dalam waktu-waktu tertentu. Kecuali berhalangan oleh sebab-sebab tertentu yang dibenarkan oleh agama, selebihnya Shalat Wajib tidak boleh ditinggalkan oleh Muslim yang telah pubertas. Shalat Wajib terdiri atas; Shalat Subuh2 raka’at, Shalat Dzuhur 4 raka’at, Shalat Ashar 4 raka’at, Shalat Maghrib 3 raka’at, dan Shalat Isya 4 raka’at.Baca Keutamaan Shalat Ashar BerjamaahWaktu Mengerjakan ShalatWaktu shalat berbeda-beda pada setiap tempat atau wilayah, bahkan perbedaan ni juga terasa dari waktu ke waktu sebab waktu shalat berkaitan dengan peredaran semu matahari terhadap bumi. Untuk menentukan waktu shalat diperlukan letak geografis, waktu tanggal, dan Subuh; dimulai sejak munculnya fajar shaddiq, yaitu cahaya putih yang melintang di ufuk timur sampai ketika matahari terbit. Untuk di Indonesia menurut WIB kira-kira sekitar pukul + WIB.Baca Makna Doa QunutShalat Dzuhur; dimulai jika matahari telah condong ke arah barat sampai tiba waktu Ashar. Untuk di Indonesia menurut WIB kira-kira sekitar pukul + Ashar; diawali ketika kita meletakkan benda dan bayangannya lebih panjang dari benda itu sendiri dalam Mazhab Hanafi jika panjang bayangan dua kali panjang benda, berakhir ketika matahari terbenam. Untuk di Indonesia menurut WIB kira-kira sekitar pukul + WIB.Baca Keutamaan Shalat Ashar BerjamaahShalat Maghrib; dimulai sejak terbenamnya matahari sampai masuk waktu Isya. Untuk di Indonesia menurut WIB kira-kira sekitar pukul + WIB.Baca Shalat TaubatShalat Isya; dimulai sejak hilangnya cahaya merah syafaq di barat sampai terbit fajar shaddiq esok pagi. Untuk di Indonesia menurut WIB kira-kira sekitar pukul + keesokan juga Keutamaan Shalat FajarKeutamaan Shalat Tahiyatul MasjidTata Cara Shalat JamakShalat dalam KendaraanSyarat – Syarat ShalatBeragama baligh dan dari hadast atau najis.Baca Jenis-Jenis Najis Dalam IslamSuci seluruh anggota badan, pakaian, dan aurat; laki-laki auratnya antara pusar sampa lutut, sedangkan wanita auratnya seluruh anggota badan kecuali muka dan kedua telapak masuk waktu yang sudah ditentukan untuk masing-masing mana yang rukun dan mana yang sunnat.Baca Keutamaan Shalat WitirRukun ShalatMembaca niatTakbiratul tegak bagi yang mampu, boleh sambil duduk atau berbaring bagi yang sedang surah Al-Fatihah pada tiap-tiap raka’ dengan thuma’ dengan thuma’ dengan kali dan thuma’ antara dua sujud dengan thuma’ tasyahud akhir dengan thuma’ tasyahud akhir.Baca Shalat HajatMembaca shalawat Nabi pada tasyahud salam yang berurutan dalam mengerjakan rukun-rukun juga Hukum Shalat Berjamaah Dengan PacarShalat FardhuShalat Jenazah Cara Melaksanakan Shalat TahajudYang Membatalkan ShalatBila sala satu syarat atau rukunnya tidak dikerjakan atau sengaja tidak najis yang tidak dimaafkan.Baca Cara Membersihkan NajisTerbuka dengan sengaja walau hanya satu huruf tapi yang memberi niat; misalnya ingin memutuskan atau minum saat shalat walau hanya imamnya dua rukun jika shalat berjamah.Murtad keluar dari Islam.Menambah rukun yang berupa perbuatan seperti ruku’ dan berturut-turut tiga kali seperti melangkah atau berjalan dengan juga Hukum Menahan Kentut Saat SholatHukum Keluar Air Mazi dengan SengajaHukum Mengeluarkan Air Mani dengan SengajaCara Berwudhu yang BenarSunnat Dalam Mengerjakan Shalat1. Sunnat Hai’atSunaat Hai’at ialah apabila tidak dikerjakan, tertinggal, atau tidak diinginkan untuk melakukannya tidak perlu melakukan sujuh kedua belah tangan ketika takbiratul ihram, ketika ruku’, dan ketika berdiri dari ruku’.Meletakkan telapak tangan yang kanan diatas tangan kiri ketika do’a iftitah setelah takbiratul ihram.Baca Hukum Membaca Doa IftitahMembaca ta’awwudz ketika hendak membaca “Aamiin” setelah selesai membaca surat Al-Qur’an pada dua raka’at pertama sehabis membaca bacaan surat Al-Alfatihah dan surat Al-Qur’an pada raka’at pertama dan kedua pada shalat Maghrib, Isya, dan Subuh; kecuali takbir ketika gerakan naik Sami’ Allaahu liman hamidah ketika bangkit dari ruku’ dan membaca Rabbanaa lakal hamdu ketika I’ telapak tangan di atas paha pada waktu duduk bertasyahud awal dan akhir dengan membentangkan yang kiri dan menggenggam yang kanan kecuali jari iftirasy duduk dengan menegakkan kaki kanan dan membentangkan kaki kiri kemudian menduduki kaki kiri tersebut dalam duduk dalam tawwaruk simpuh pada waktu duduk tasyahud salam yang muka ke kanan dan kiri masing-masing ketika mengucap Sunnat Ab’adhYakni sunnat dalam shalat yang apabila ditinggalkan maka disunnatkan untuk menggangantinya dengan sujud sahwi. Cara melakukan sujud sahwi adalah dengan dua kali sujud sebagaimana sujud biasa, dilakukan sebelum tasyahud awalMembaca shalawat pada tasyahud awal.Baca Manfaat Shalawat Nariyah Membaca shalawat atas keluarga Nabi Muhammad SAW pada tasyahud akhirMembaca do’a Qunut pada shalat Subuh.Baca Makna Doa QunutMakruh ShalatMenaruh telapak tangan di dalam lengan baju ketika takbiratul ihram, ruku’, dan mulutnya muka ke kiri dan kanan tengok sana siniMenengadah ke shalat di atas hal-hal yang dapat mengurangi kekhusyuk’an Shalat Laki-laki dan PerempuanLaki-lakiAuratnya antara pusar sampai kedua siku tangan dari kedua lambung saat ruku’ dan ruku’ dan sujud mengangkat pertunya dari kedua suara terdapat kesalahan maka menegur imam dengan ucapan tasbih seluruh tubuh kecuali muka dan kedua telapak satu anggota tubuh kepada anggota tubuh ruku’ dan sujud meletakkan perut pada kedua suara bacaan di hadapan laki-laki yang bukan terdapat kesalahan maka menegur imam dengan tepuk tangan; yaitu telapak tangan kanan dipukulkan ke punggung tangan yang Cara Mengerjakan Shalat Serta Bacaannya1. Berdiri tegak menghadap kiblat dan sambil mengucap niat untuk mengerjakan shalat. Niat shalat adalah sesuai dengan shalat yang sedang dikerjakan;Niat Shalat Subuh “Ushalli fardhas subhi rak’ataini mustqbilal qiblati adaa-an ma’mumam/imaaman lillaahi ta’aalaa. Allaahu akbar.”Artinya“Aku niat shalat fardhu subuh dua raka’at menghadap kiblat sebagai ma’mum/sebagai imam karena Allah Ta’ala. Allah Maha Besar.”Niat Shalat Dzuhur “Ushalli fardhadz dzuhri arba’a raka’aatin mustqbilal qiblati adaa-an ma’mumam/imaaman lillaahi ta’aalaa. Allaahu akbar.”Artinya“Aku niat shalat fardhu dzuhur empat raka’at menghadap kiblat sebagai ma’mum/sebagai imam karena Allah Ta’ala. Allah Maha Besar.”Niat Shalat Ashar “Ushalli fardhal ashri arba’a raka’aatin mustqbilal qiblati adaa-an ma’mumam/imaaman lillaahi ta’aalaa. Allaahu akbar.”Artinya“Aku niat shalat fardhu ashar empat raka’at menghadap kiblat sebagai ma’mum/sebagai imam karena Allah Ta’ala. Allah Maha Besar.”Niat Shalat Maghrib “Ushalli fardhal maghribi salasa’ raka’aatin mustqbilal qiblati adaa-an ma’mumam/imaaman lillaahi ta’aalaa. Allaahu akbar.”Artinya“Aku niat shalat fardhu maghrib tiga raka’at menghadap kiblat sebagai ma’mum/sebagai imam karena Allah Ta’ala. Allah Maha Besar.”Niat Shalat Isya “Ushalli fardhal Isyaa-i raka’aatin mustqbilal qiblati adaa-an ma’mumam/imaaman lillaahi ta’aalaa. Allaahu akbar.”Artinya“Aku niat shalat fardhu isya empat raka’at menghadap kiblat sebagai ma’mum/sebagai imam karena Allah Ta’ala. Allah Maha Besar.”Baca juga Manfaat Shalat TarawihFadhilah Tarawih Setiap MalamShalat Tarawih bagi WanitaShalat Lailatul Qadar2. Kemudian takbiratul ihram mengangkat kedua tangan sambil membaca Allaahu akbar Allah Maha Besar.3. Kemudian kedua tangan disedekapkan pada dada dan membaca do’a iftitahللهُ اَكْبَرْ كَبِيْرًا وَالْحَمْدُ ِللهِ كَثِيْرً وَسُبْحَانَ اللهِ بُكْرَةً وَأَصِيْلاً. أِنِّ وَجَّهْةُ وَجْهِيَ ِللذِيْ فَطَرَالسَّمَوَاتِ وَاْلآَرْضَ حَنِيِيْفًا مُسْلِمًا وَمَا أَنَا مِنَ الْمُشْرِكِيْنَ. إِنَّ صَلاَتِيْ وَنُسُكِيْ وَمْحْيَايَ وَمَمَاتِيْ ِللهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ. لاَشَرِيْكَ لَهُ وَبِذَلِكَ أُمِرْتُ وَأَنَا مِنَ الْمُسْلِمِيْنَ“Allaahu akbaru kabiiraa wal hamdu lillaahi katsiiraa wasubhaanallaahi bukrataw waashiilaa. Innii wajjahtu wajhiya lilladzii fatharas samaawaati wal ardha haniifam muslimaw wamaa ana minal musyrikiin. Inna shalaatii wanusukii wamahyaaya wamamaatii lillaahirabbil aalamiin. Laa syariika lahuu wa bidzaalika umirtu wa ana minal muslimiin.”Artinya“Allah Maha Besar, Maha Sempurna kebesaran-Nya. Segala puji bagi Allah, pujian yang sebanyak-banyaknya. Dan Maha Suci Allah sepanjang pagi dan petang. Kuhadapkan wajahku kepada zat yang telah menciptakan langit dan bumi dengan penuh ketulusan dan kepasrahan dan aku bukanlah termasuk orang-orang yang musyrik. Sesungguhnya shalatku, ibadahku, hidupku dan matiku semuanya untuk Allah, penguasa alam semesta. Tidak ada sekutu bagi-Nya dan dengan demikianlah aku diperintahkan dan aku termasuk orang-orang islam.”Dilanjutkan dengan membaca surat Al-Fatihah.بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَٰنِ الرَّحِيمِ . الْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ . الرَّحْمَٰنِ الرَّحِيم . مَالِكِ يَوْمِ الدِّينِ . إِيَّاكَ نَعْبُدُ وَإِيَّاكَ الصِّرَاطَ الْمُسْتَقِيمَ . صِرَاطَ الَّذِينَ أَنْعَمْتَ عَلَيْهِمْ غَيْرِ الْمَغْضُوبِ عَلَيْهِمْ وَلَا الضَّالِّينَ“Bismillaahir rahmaanir rahiim. Alhamdu lillaahi rabbil aalamiin. Arrahmaanir rahiim. Maalikiyaumiddiin. Iyyaaka na’budu waiyyaaka nasta’iinu. Ihdinash shiraathal mustaqiim. Shiraathal ladziina an’amta alaihim ghairil maghdhuubi alaihim waladhdhaalliin. Aamiin.”Artinya“Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam. Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Penguasa hari pembalasan. Hanya kepada-Mu lah aku menyembah dan hanya kepada-Mu lah aku memohon pertolongan. Tunjukilah kami jalan yang lurus. Yaitu jalannya orang-orang yang telah Kau berikan nikmat, bukan jalannya orang-orang yang Kau murkai dan bukan pula jalannya orang-orang yang sesat.”Dilanjutkan dengan membaca salah satu surah pendek atau ayat-ayat dalam Al-Qur’ Ruku’Selesai membaca surat, lalu kedua tangan diangkat setinggi telinga dan membaca Allaahu akbar, kemudian badan dibungkukkan, kedua tangan memegang lutut dan ditekankan. Usahakan antara punggung dan kepala supaya rata. Setelah sempurna, kemudian membaca“Subhaana rabbiyal adziimi wa bihamdih”. 3xArtinya“Maha Suci Tuhanku Yang Maha Agung serta memujilah aku kepada-Nya.” 3x5. I’tidalSetelah ruku’, kemudian bangkit tegak dengan mengangkat kedua tangan setinggi telinga sambil membaca“Sami’allaahu liman hamidah.”Artinya“Allah mendengar orang yang memuji-Nya.”Setelah berdiri tegak lalu membaca“Rabbanaa lakal hamdu mil’us samaawati wa mil ulardhi wa mil umaasyi’ta min syai’in ba’du.”Artinya“Ya Allah Tuhan Kami. Bagi-Mu segala puji, sepenuh langit dan bumi dan sepenuh barang yang Engkau kehendaki sesudah itu.”6. SujudSelesai I’tidal lalu sujud; dengan meletakkan dahi di alas shalat. Ketika turun, yaitu dari berdiri i’tidal ke sujud sambil memabca Allahuu akbar. Dan saat sujud membaca tasbih“Subhaana rabbiyal alaa wa bihamdih.” 3xArtinya“Maha Suci Allah, serta memujilah aku kepada-Nya.”7. Duduk di antar dua SujudSetelah sujud lalu bangun untuk duduk sambil membaca Allaahu akbar, dan saat duduk membaca“Rabbighfirlii warhamnii wajburnii warfa’nii warzuqnii wahdinii wa’aafinii wa’fu annii.”Artinya “Ya Allah, ampunilah dosaku, belas kasihanilah aku dan angkatlah derajatku dan ebrilah rezeki kepadaku, dan berilah aku petunjuk, dabn berilah kesehatan bagiku dan berilah ampunan kepadaku.”8. Sujud KeduaSujud kedua, ketiga, dan keempat dikerjakan seperti sujud pertama baik cara maupun Tasyahud AwalPada raka’at kedua jika kita Shalat kecuali shalat Subuh, kita duduk membentuk tasyahud awal dengan sikap kaki kanan tegak dan kaki kiri diduduki sambil membaca tasyahud awalاَلتَّحِيَّاتُ الْمُبَارَكَاتُ الصَّلَوَاتُ الطَّيِّبَاتُ ِللهِ، السَّلاَمُ عَلَيْكَ اَيُّهَا النَّبِيُّ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ، السَّلاَمُ عَلَيْنَا وَعَلَى عِبَادِاللهِ الصَّالِحِيْنَ، أَشْهَدُ اَنْ لآ إِلَهَ إِلاَّاللهُ وَاَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا رَسُوْلُ اللهُ، اَللهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ،“Attahiyyaatul mubaarakaatush shalawatuth thayyibaatu lillaah. Assalaamu alaika ayyuhan nabiyyu warahmatullaahi wabarakaatuh. Assalaamu alainaa wa alaa ibadadillaahish shaalihiin. Asyhadu allaa ilaaha illallaah. Wa asyhadu anna muhammadar rasuulullaah. Allaahumma shalli alaa sayyidinaa muhammad.”Artinya“Segala kehormatan, keberkahan, rahmat dan kebaikan adalah milik Allah. Semoga keselamatan, rahmat Allah dan berkah-Nya tetap tercurahkan atas mu, wahai Nabi Muhammad. Semoga keselamatan tetap terlimpahkan atas kami dan atas hamba-hamba Allah yang saleh. Aku bersaksi bahwa tidak ada Tuhan selain Allah. Dan aku bersaksi bahwa muhammad adalah utusan Allah. Ya Allah, limpahkanlah rahmat kepada Nabi Muhammad.”Selesai Tahiyat Awal, lalu berdiri kembali dengan mengangkat kedua tangan setinggi telinga sambil membaca Allaahu akbar untuk mengerjakan raka’at ketiga cara-caranya sama seperti raka’at pertama tanpa dimulai membaca do’a Iftitah dan sesudah membaca surat Al-Fatihah tidak membaca surat pendek maupun ayat-ayat Al-Qur’an.Selesai raka’at ketiga, langsung mengerjakan raka’at keempat cara-caranya sama seperti raka’at kedua, hanya saja setelah sujud terakhir sujud kedua lalu duduk kaki bersilang tawarruk atau tahiyat juga Hukum Shalat Tarawih SendirianShalat FardhuShalat WitirShalat Jum’at10. Tahiyatul AkhirCara duduknya; usahakan pantat menempel di alas shalat dan kaki kiri dimasukkan ke bawah kaki kanan. Jari-jari kaki kanan tetap menekan ke kiri alas shalat. Bacaan tahiyat akhir sama seperti bacaan tahiyat awal ditambah dengan bacaan berikut ini“Wa alaa aali sayyidinaa muhammad.”Artinya“Ya Allah, limpahkanlah rahmat atas keluarga Nabi Muhammad SAW.”Disunatkan membaca Shalawat Ibrahimiyah كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى سَيِّدِنَا اِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا اِبْرَاهِيْمَ وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ كَمَا بَرَكْتَ عَلَى سَيِّدِنَا اِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا اِبْرَاهِيْمَ فِى الْعَالَمِيْنَ إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ“Kamaa shallaitaa alaa sayyidinaa ibraahiim wa alaa aali sayyidinaa ibraahiim. Wa baarik alaa sayyidinaa muhammad wa alaa aali sayyidinaa muhammad. Kamaa baarakta alaa sayyidinaa ibraahiim wa alaa aali sayyidinaa ibraahiim. Fil aalamiina innaka pernah Engkau beri rahmat kepada Nabi Ibrahim dan keluarganya. Dan limpahilah berkah atas Nabi Muhammad beserta para keluarganya. Sebagaimana Engkau memberi berkah kepada Nabi Ibrahim beserta keluarganya. Di seluruh alam semesta Engkaulah Yang Terpuji dan Maha Mulia.”11. SalamSelesai tahiyat akhir, kemudia salam dengan menengok ke kanan dan ke kiri sambil membaca“Assalaamu’alaikum warahmatullaahi wabarakaatuh.”Artinya“Keselamatan dan rahmat Allah semoga tetap pada kamu sekalian.”Pada waktu salam pertama kita terlebih dahulu menengok ke sebelah kanan, baru ke sebelah kiri. Dengan salam, berarti shalat kita telah Sesudah Shalat“Astaghfirullaahal adzim alladzii laa ilaaha illaa huwal hayyul qayyumu wa atuubu ilaih.”Ya Allah Tuhan kami, janganlah Engkau sesatkan hati kami sesudah mendapat petunjuk, berilah kami karunia. Engkaulah Yang Maha Pemurah.“Rabbanaghfirlanaa waliwaalidiina wali jami’iil muslimiina wal muslimaati wal mu’minii na wal mu’minaati al ahya-i min huwal amwaati innaka ala kulli syai-in qadiir.”Ya Allah Ya Tuhan kami, ampunilah dosa kami dan dosa-dosa orang tua kami, dan bagi semua orang Islam laki-laki dan perempuan, orang-orang mukmin laki-laki dan perempuan. Sesungguhnya Engkau dzat Yang Maha Kuasa atas segala-galanya.“Rabbanaa aatinaa fiddun yaa hasanataw wafil aakhirati hasanataw waqinaa adzaabannaar.”Ya Allah Ya Tuhan kami, berilah kami kebahagiaan di dunia dan kesejahteraan di akhirat, dan hindarkan kami dari api neraka.“Allaahummaghfir lanaa dzunuubanaa wakaffir annaa sayyiaatinaa watwaffanaa ma’al abraar.”Ya Allah ampunilah dosa kami dan tutupilah segala kesalahan kami, dan semoga jika kami mati nanti bersama-sama dengan orang-orang yang baik-baik.“Alhamdu lillaahi Rabbil aalamiin. Allahumma shalli alaa sayyidinaa Muhammadin wa aalihii washahbihii wasallim. Allahumma inni as-alukal afwa wal’aafiyata walmu’aafaatad daaimah fiddiini waddun-yaa wal aakhirati wa shallallahu alaa sayyidinaa Muhammadin wa aalihii washahbihii wasallam. Walhamdulillaahi Rabbil aalamiin.”Segala puji bagi Allah, Tuhan seru sekalian alam. Mudah-mudahan salam dan rahmat dilimpahkan Allah kepada junjungan kita Nabi Muhammad beserta keluarga dan sahabatnya. Ya Allah, aku minta ampun dan sehat wal’afiat di dunia dan di akhirat. Anugerahilah Junjungan kita Nabi Muhammad beserta keluarga dan shahabatnya kesejahteraan dan rahmat. Segala puji bagi Allah, Tuhan sekalian alamArtikel terkait Shalat DhuhaShalat IstikharahMacam – Macam Shalat SunnahKeutamaan Shalat TarawihKeutamaan Shalat Tarawih Berjamaah
Tata Cara Salat Istikharah Sesuai Sunah, Lengkap Beserta Bacaan DoanyaTata Cara dan Doa Shalat Istikharah Sesuai Sunah, Ketahui KeutamaannyaCara Sholat Istikharah, Doa, Niat Dan Cara Melaksanakan IstikharahTata Cara Sholat Istikharah, Sholat untuk Meminta PetunjukTata Cara Sholat Istikharah Niat, Bacaan Sholat dan Doa Lengkap Arab Latin dan ArtinyaIstikharah Ala Keluargaku Seorang muslim sangat yakin dan tidak ada keraguan sedikitpun bahwa yang mengatur segala urusan adalah Allah Ta’ala. Untuk melaksanakan perintah Allah SWT di atas, seorang muslim haruslah mengikuti petunjuk Rasulullah SAW. Sebaliknya, seorang muslim harus menjauhi tata-cara di luar petunjuk Rasulullah SAW, sebagaimana yang telah dilakukan oleh masyarakat jahiliyah sebelum datangnya Islam. Ketika akan melakukan suatu pekerjaan, mereka menentukan pilihan dengan azlam undian. Setelah Islam datang, Allah SWT melarang cara-cara semacam ini, dan kemudian diganti dengan shalat istikharah. Tuntunan shalat istikharah didasarkan pada hadits sahih yang bersumber dari sahabat Jabir bin Abdillah Dia berkata Berdasarkan hadits di atas, al-Allamah al-Qurthubi rahimahullah mengatakan bahwa “sebagian ulama menjelaskan tidak sepantasnya bagi orang yang ingin menjalankan di antara urusan dunianya sampai ia meminta pada Allah pilihan dalam urusannya tersebut yaitu dengan melaksanakan shalat istikharah. Jadi, shalat istikharah adalah salah satu amalan yang biasa dilakukan oleh seorang muslim setiap akan melakukan suatu urusan. Namun demikian, para ulama bersepakat bahwa shalat istikharah bukan termasuk amalan wajib fardlu, melainkan dianjuran mustahab/sunah. Selain itu, pendapat ini juga didasarkan pada jawaban Rasulullah SAW ketika seorang laki-laki bertanya tentang Islam. Shalat istikharah dapat dilakukan kapan saja, baik siang maupun malam hari, asalkan bukan pada 3 waktu yang terlarang untuk melakukan shalat, yakni ketika matahari terbit atau sedang berada di tengah atau sedang terbenam [HR. Hal ini didasarkan pada penggunaan kata هَمَّ dalam sabda Rasulullah SAW di atas yang memiliki arti berniat, juga pada isi doa istikharah yang menunjukkan telah adanya niat seseorang dalam mengerjakan sesuatu. Oleh karena itu, jika seseorang masih belum berniat untuk mengerjakan sesuatu atau masih ada beberapa pilihan yang akan dikerjakan, hendaklah ia terlebih dahulu berniat atau menentukan pilihannya, lalu lakukanlah istikharah. Selain itu juga tidak ada anjuran untuk mengulang-ulang ayat tertentu dalam suatu rakaat. Wa in kunta ta’lamu anna hadzal amra * syarrun lii fii aajili amrii wa aajilih, fash-rifhu annii was-rifnii anhu, waqdur lial khaira haitsu kaana tsumma ardhi-nii bih. Ya Allah, bila Engkau mengetahui bahwa urusan ini baik untukku, bagi agamaku, kehidupanku dan kesudahan urusanku ini -atau Beliau bersabda; di waktu dekat atau di masa nanti- maka takdirkanlah buatku dan mudahkanlah, kemudian berikanlah berkah padanya. Namun sebaliknya ya Allah, bila Engkau mengetahui bahwa urusan ini buruk untukku, bagi agamaku, kehidupanku dan kesudahan urusanku ini -atau Beliau bersabda; di waktu dekat atau di masa nanti- maka jauhkanlah urusan dariku dan jauhkanlah aku darinya. Dan tetapkanlah buatku urusan yang baik saja di mana pun adanya, kemudian jadikanlah aku ridha dengan ketetapan-Mu itu’. Beliau bersabda Dan hendaklah seseorang sebutkan urusan yang sedang diminta pilihannya itu’. Akan tetapi, hadits ini sudah cukup sebagai dalil tegas bahwa doa istikharah adalah setelah shalat. Karena, pada urusan tersebut terdapat kebaikan walaupun mungkin hatinya tidak tenang dalam mengerjakannya”. Dan beliau juga berkata “karena dalam hadits Jabir tersebut tidak disebutkan adanya kelapangan/ketenangan jiwa” [Thabaqat asy-Syafi’iah al-Kubra 9/206]. Sebagian orang beranggapan bahwa jawaban istikharah akan Allah sampaikan dalam mimpi. Syaikh Masyhur Hasan Salman hafizhahullah mengatakan mimpi tidak bisa dijadikan acuan hukum fikih. Beliau juga menjelaskan bahwa mimpi tidak bisa untuk menetapkan hukum, namun hanya sebatas diketahui. Karena itu, tidak disyaratkan, bahwa setiap istikharah pasti diikuti dengan mimpi. Istikharah boleh dilakukan berulang kali dalam urusan yang kita inginkan untuk mohon petunjuk kepada Allah. Sebab, istikharah adalah doa, dan tentu saja boleh dilakukan berulang kali. Tata Cara Salat Istikharah Sesuai Sunah, Lengkap Beserta Bacaan Doanya Dengan melaksanakan salat istikharah, kamu akan mampu membuat pilihan yang benar dan terbaik menurut petunjuk Allah SWT sehingga lepas dari segala keraguanmu. Tata Cara dan Doa Shalat Istikharah Sesuai Sunah, Ketahui Keutamaannya Tata cara dan doa shalat Istikharah bertujuan meminta petunjuk pada Allah agar dapat membuat pilihan yang tepat tanpa keraguan. Jika Anda sedang berada dalam keraguan sebuah pilihan, mempraktikkan tata cara dan doa shalat Istikharah adalah langkah tepat. Cara Sholat Istikharah, Doa, Niat Dan Cara Melaksanakan Istikharah Shalat Istikharah merupakan Shalat yang dilakukan demi mendapatkan petunjuk berupa keputusan dari Allah Ta’ala atau memohon dipilihkan salah satu diantara dua perkara Pilihan atau lebih, guna menghapuskan kebimbangan hingga hati kita mantap dan tidak ada rasa kecewa di kemudian hari. Kondisi untuk memilih yang terbenar dan terbaik itu seringkali menempatkan kita kepada kebimbangan, apabila semua pilihan terasa sama bagusnya hingga kita amat bingung untuk memutuskannya, maka Shalat Istikharah adalah jawaban untuk anda di kondisi seperti ini. Laksanakan Shalat ini dengan harapan tulus bahwa Allah Azza Wa Jalla akan memberikan petunjuk-Nya kepada anda. Tentu saja Sholat Istikharah yang kita lakukan hanya untuk memohon petunjuk agar tidak menyimpang dari aturan dan ketentuan Syar’i Syariat Agama Islam. Sebab untuk urusan dimana salah satu pilihannya adalah haram maka tidak boleh melakukan Sholat Istikharah. Arti dalam konteks ibadah Sedangkan dalam konteks ibadah maka Istikharah merupakan Shalat Sunnah yang dikerjakan 2 rakaat atau 12 rakaat 6x salam untuk memohon petunjuk Allah Subhanahu Wa Ta’ala disaat dihadapi sejumlah pilihan — bisa dua pilihan atau beberapa pilihan — agar Allah memberinya petunjuk memilih yang terbenar dan terbaik. Dalil agama untuk mengerjakan Sholat Istikharah dapat ditemui dari penjelasan Sahabat Nabi, Jabir bin Abdillah radhiyallahu anhu, beliau berkata Beliau berkata, “Jika salah seorang di antara kalian berniat dalam suatu urusan, maka lakukanlah shalat dua raka’at yang bukan shalat wajib, kemudian berdoalah….” [HR. Mari kita langsung menuju ke bacaan niat dari Shalat Istikharah berikut ini, sebagai penjelasan singkat bahwa Niat bukan hal wajib dilakukan saat ingin memulai Shalat, namun mereka yang membaca niat dengan tujuan ma’ruf agar menetapkan hati ingin shalat. Latin “Ushalli sunnatal istikharati rok ataini lillahi ta’ala.” “Aku berniat melaksanakan Shalat Sunnah Istikharah dua rakaat karena Allah Ta’ala.” Setelah kita sepenuhnya mempelajari mengenai arti, dalil, waktu melaksanakan, niat Shalat Istikharah, kini saatnya mempelajari tata cara melaksanakan Shalat Sunnah untuk memohon diberi petunjuk yang benar ini. Lalu Rukuk dengan tumaninah dan membaca “Subhaana rabbiyal adhiimi wabihamdihi. Setelah rukuk, berdiri mengucap “Sami’allahu liman hamidah” Dan lalu baca “Robbanaa lakal hamdu mil us samawaati wamil ul ardhi wamil u maa syi’ta min syain ba’du.” Artinya “Ya Allah tuhan kami, bagimu segala puji sepenuh langit dan bumi, dan sepenuh sesuatu yang engkau kehendaki sesudah itu.”” Setelah rukuk, berdiri sembari mengucap “Sami’allahu liman hamidah” Dan lalu baca “Robbanaa lakal hamdu mil us samawaati wamil ul ardhi wamil u maa syi’ta min syain ba’du.” Artinya “Ya Allah tuhan kami, bagimu segala puji sepenuh langit dan bumi, dan sepenuh sesuatu yang engkau kehendaki sesudah itu.”” Tata Cara Sholat Istikharah, Sholat untuk Meminta Petunjuk Jakarta Sering kali seseorang dihadapkan oleh pilihan yang sulit sehingga tidak mudah untuk membuat keputusan. Saat dihadapkan dengan keadaan seperti ini, melakukan ibadah sholat istikharah bisa menjadi solusi bagi orang yang beragama Islam. Istikharah, yaitu proses dimana seseorang sudah mengerucutkan pilihannya menjadi sedikit tetapi masih bimbang untuk mengambil keputusan diantara pilihan tersebut. Tata Cara Sholat Istikharah Niat, Bacaan Sholat dan Doa Lengkap Arab Latin dan Artinya Jakarta – Terkadang seseorang dihadapkan dengan sebuah pilihan yang sama-sama sulit jika harus memilih salah satunya. Harapannya, dengan melakukan sholat istikharah seseorang akan mendapat petunjuk dari Allah agar diberi pilihan terbaik. Istikharah Ala Keluargaku Rata-rata mereka tergugah untuk meminta petunjuk kepada Allah sebelum membuat keputusan penting, misalnya soal jodoh, sekolah dan pekerjaan. Boleh jadi salah satu warisan penting orang tua kami adalah tradisi melaksanakan salat minta petunjuk ini di momen-momen menentukan dalam hidup. Begitu saya pelajari lebih lanjut, doa salat istikharah ini ternyata berasal dari Nabi Muhammad. Mungkin ini sebabnya salat istikharah diterima oleh berbagai kalangan ummat Islam yang bermacam rupa pendekatannya pada agama. Kedua, sebelum pelaksanaan, tetapkan suatu pertanyaan yang jelas dan sederhana di hati. Pertimbangan rasional anda diikuti dengan meminta petunjuk kepada Allah Yang Maha Tahu melalui salat istikharah. Seusai melaksanakan salat istikharah dan membaca doa, anda akan meminta petunjuk kepada Allah melalui ayat-ayat-Nya yang terdapat dalam Al-Qur’an. Setelah anda membuka Al-Qur’an, buka lagi tujuh lembar menuju ke arah akhir mushaf. Satu, SD yang bereputasi bagus, dekat rumah, tapi mahal sekali biaya masuknya. Tiga, SD yang murah, dekat, tapi belum punya reputasi karena baru akan dibuka. Setelah mengetahui plus-minus masing-masing sekolah, saya pun melaksanakan salat istikharah dengan tata cara yang diuraikan di atas. Untuk SD ketiga, yang dekat, murah, tapi baru mau dibuka, ayatnya berisi hal-hal buruk. Saya menyimpulkan bahwa petunjuk Al-Qur’an mengarah ke SD yang dekat, bagus meskipun mahal itu. Patut dicatat bahwa pada awalnya, SD tersebut adalah pilihan terakhir buat saya. Kebetulan itu SD yang awalnya saya minati, sebelum salat istikharah, karena uang masuknya lebih murah. Lucunya, ketika saya mendapat hasil istikharah, pendaftaran SD yang mahal itu sudah ditutup 10 hari sebelumnya. Hati kecil saya pun sempat bertanya, mengapa hasil istikharah seperti tidak cocok dengan kenyataan. Pada akhirnya, setelah semua proses dilalui, sekolah mengumumkan bahwa anak saya diterima sebagai calon siswa. Manusia diberikan kemampuan berfikir dan mencari informasi yang berguna saat akan mengambil keputusan. Selain itu, terkadang kita salah menetapkan prioritas atau keliru dalam membaca situasi. Mencari petunjuk Allah melalui ayat-ayat suci Al-Qur’an yang dipilih secara acak bisa menjadi pilihan untuk melengkapi salat istikharah. Untuk S2, Muhajir mendapatkan gelar Master in Asian Studies dengan spesialisasi pada kajian Islam dan Politik di Asia Tenggara.
403 ERROR Request blocked. We can't connect to the server for this app or website at this time. There might be too much traffic or a configuration error. Try again later, or contact the app or website owner. If you provide content to customers through CloudFront, you can find steps to troubleshoot and help prevent this error by reviewing the CloudFront documentation. Generated by cloudfront CloudFront Request ID aiRTcSddDVHCL0t8kLJX_xpQ48Z889XqprRkZfO8xvitq64P_KA06Q==
Shalat jenazah adalah salah satu kewajiban kolektif fardhu kifayah, sehingga ketika salah seorang di suatu tempat sudah melaksanakannya maka kewajiban sudah gugur bagi orang yang lain. Meski demikian, melaksanakan shalat jenazah tetap merupakan suatu anjuran bagi siapa pun yang mengetahui kematian saudara Muslimnya. Dalam melaksanakan shalat jenazah terdapat beberapa rukun yang harus dilakukan agar shalat yang dilakukan menjadi sah. Syekh Muhammad Nawawi al-Bantani dalam kitabnya Tausyih ala Ibni Qasim menjelaskan secara ringkas tentang rukun-rukun dalam melaksanakan shalat mayit yang berjumlah tujuh. Berikut penjelasannya 1. Niat Niat ini dilafalkan dalam hati dan harus bersamaan dengan pelaksanaan takbiratul ihram, seperti halnya yang berlaku dalam melaksanakan niat pada shalat fardhu. Adapun lafal niat melakukan shalat jenazah secara sendirian dan jenazah berkelamin laki-laki adalah sebagai berikut أُصَلِّيْ عَلَى هٰذَا الـمَيِّتِ فَرْضًا لِلّٰهِ تَعَالَى Ushalli alâ hâdzal mayyiti fardlan lillâhi ta’âlâ Artinya, “Aku niat shalat atas jenazah laki-laki ini fardhu karena Allah ta’âlâ.” Ketika shalat sendirian dan jenazah berkelamin perempuan, lafal niat yang diucapkan sebagai berikut أُصَلِّي عَلَى هٰذِهِ الـمَيِّتَةِ فَرْضًا لِلّٰهِ تَعَالَى Ushalli alâ hâdzihil mayyitati fardlan lillâhi ta’âlâ Artinya, “Aku niat shalat atas jenazah perempuan ini fardhu karena Allah ta’âlâ.” Ketika shalat jenazah berjamaah dan menjadi makmum, maka melafalkan niat berikut ini, baik jenazah berupa laki-laki ataupun perempuan أُصَلِّيْ عَلَى مَنْ صَلَّى عَلَيْهِ الْإِمَامُ مَأْمُومًا فَرْضًا لله تَعَالَى Ushalli alâ man shalla alaihil imâmu ma’mûman fardlan lillâhi ta’âlâ Artinya, “Aku niat shalat atas jenazah yang dishalati imam fardhu karena Allah ta’âlâ.” 2. Berdiri Shalat jenazah wajib dilakukan dengan cara berdiri, sebab shalat jenazah tergolong shalat fardhu, sedangkan setiap shalat fardhu wajib dilaksanakan dengan cara berdiri. Berbeda halnya ketika seseorang tidak mampu untuk berdiri, maka ia dapat melaksanakan shalat jenazah dengan cara duduk, seperti halnya ketentuan yang terdapat dalam shalat lima waktu. 3. Takbir empat kali Termasuk dalam hitungan empat takbir adalah takbiratul ihram. Maka shalat jenazah tidak dihukumi sah jika jumlah takbir yang dilakukan kurang dari empat takbir. Disunnahkan ketika membaca takbir agar mengangkat kedua tangan sejajar dengan dua pundak, persis seperti yang dilakukan tatkala shalat lima waktu. 4. Membaca Surat al-Fatihah Membaca Surat al-Fatihah dilakukan setelah takbir pertama takbiratul ihram. Sebaiknya dalam membaca Surat al-Fatihah agar suara dilirihkan, sekiranya bacaan tetap terdengar oleh dirinya sendiri, meskipun shalat jenazah dilakukan di malam hari. Disunnahkan sebelum membaca Surat al-Fatihah agar membaca ta’awwudz menurut qaul ashah pendapat terkuat, tapi tidak disunnahkan untuk membaca doa iftitah. Shalat jenazah sebaiknya dilakukan secara ringkas, sedangkan doa iftitah dianggap terlalu panjang untuk dibaca dalam shalat jenazah Syekh Ibnu Hajar al-Haitami, Tuhfah al-Muhtaj, juz 1, hal. 342. 5. Membaca Shalawat Bacaan shalawat ini dibaca setelah takbir kedua. Bacaan minimal shalawat yang mencukupi dalam sahnya shalat jenazah adalah sebagai berikut اَللّٰهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ Allâhumma shalli alâ sayyidinâ Muhammad Artinya “Ya Allah, limpahkanlah rahmat kepada Nabi Muhammad.” Sedangkan bacaan shalawat yang paling sempurna adalah bacaan Shalawat Ibrahimiyah, yakni shalawat yang dibaca ketika tasyahud akhir dalam shalat fardhu lima waktu, berikut bacaannya اَللّٰهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ، وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيمَ، وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيمَ وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ، وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ، كَمَا بَارَكْتَ عَلَى سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيمَ، وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيمَ، فِي الْعَالَمِينَ إِنَّكَ حَمِيدٌ مَجِيدٌ Allâhumma shalli alâ sayyidinâ Muhammad wa alâ âli sayyidinâ Muhammad, kamâ shallaita alâ sayyidinâ Ibrâhîm wa alâ âli sayyidinâ Ibrâhim, wa bârik alâ sayyidinâ Muhammad, wa alâ âli sayyidinâ Muhammad, kamâ bârakta alâ sayyidina Ibrâhîm wa alâ âli sayyidinâ Ibrâhîm fil âlamîna innaka hamîdun majîd. Artinya “Ya Allah, limpahkanlah rahmat kepada Nabi Muhammad dan kepada keluarga Nabi Muhammad, sebagaimana telah Engkau limpahkan rahmat kepada Nabi Ibrahim dan keluarga Nabi Ibrahim. Limpahkan pula keberkahan bagi Nabi Muhammad dan bagi keluarga Nabi Muhammad, sebagaimana telah Engkau limpahkan keberkahan bagi Nabi Ibrahim dan bagi keluarga Nabi Ibrahim. Sesungguhnya di alam semesta Engkau Maha Terpuji dan Maha Agung.” 6. Mendoakan Jenazah Mendoakan jenazah ini dilakukan setelah takbir ketiga. Adapun minimal bacaan doa ketika jenazah berkelamin laki-laki adalah sebagaimana berikut اَللّٰهُمَّ اغْفِرْ لَهُ Allâhumaghfir lahu Artinya, “Ya Allah, ampunilah dia laki-laki.” Sedangkan minimal bacaan doa ketika jenazah perempuan adalah membaca doa berikut اَللّٰهُمَّ اغْفِرْ لَهَا Allâhumaghfir lahâ Artinya, “Ya Allah, ampunilah dia perempuan.” Jika ingin membaca doa yang lebih sempurna, maka ketika jenazah berkelamin laki-laki maka dianjurkan membaca doa berikut اَللّٰهُمَّ اغْفِرْ لَهُ وَارْحَمْهُ وَعَافِهِ وَاعْفُ عَنْهُ، وَأَكْرِمْ نُزُلَهُ، وَوَسِّعْ مَدْخَلَهُ، وَاغْسِلْهُ بِالْمَاءِ وَالثَّلْجِ وَالْبَرَدِ، وَنَقِّهِ مِنَ الْخَطَايَا كَمَا نَقَيْتَ الثَّوْبَ الْأَبْيَضَ مِنَ الدَّنَسِ، وَأَبْدِلْهُ دَارًا خَيْرًا مِنْ دَارِهِ، وَاَهْلًا خَيْرًا مِنْ اَهْلِهِ، وَزَوْجًا خَيْرًا مِنْ زَوْجِهِ وأَدْخِلْهُ الْجَنَّةَ وَأَعِذْهُ مِنْ عَذَابِ الْقَبْرِ وَ مِنْ عَذَابِ النَّارِ Allâhummaghfir lahu warhamhu wa âfihi wafu anhu wa akrim nuzulahu wa wassi’ madkhalahu waghsilhu bilmâ’i wats tsalji wal baradi, wa naqqihi minal khathâyâ kamâ naqaita ats-tsauba al-abyadh minad danasi, wa abdilhu dâran khairan min dârihi wa ahlan khairan min ahlihi wa zaujan khairan min zaujihi wa adkhilhu al-jannata wa a’idzhu min adzâbil qabri wa min adzâbinnâr Artinya “Ya Allah, ampunilah dia, rahmatilah dia, bebaskanlah dan maafkanlah dia. Muliakanlah tempatnya, luaskanlah kuburnya, dan mandikanlah ia dengan air, salju, dan es. Bersihkan dia dari segala kesalahan, sebagaimana Engkau membersihkan baju yang putih dari kotoran. Berikan ia rumah yang lebih baik dari rumahnya di dunia, keluarga yang lebih baik dari keluarganya, pasangan yang lebih baik dari pasangannya. Kemudian masukkanlah ia ke dalam surga dan lindungilah ia dari siksa kubur dan siksa neraka. Sedangkan ketika jenazah berkelamin perempuan, maka dianjurkan membaca doa berikut ini اَللّٰهُمَّ اغْفِرْ لَها وَارْحَمْهَا وَعَافِهَا وَاعْفُ عَنْهَا، وَأَكْرِمْ نُزُلَهَا، وَوَسِّعْ مَدْخَلَهَا، وَاغْسِلْهَا بِالْمَاءِ وَالثَّلْجِ وَالْبَرَدِ، وَنَقِّهَا مِنَ الْخَطَايَا كَمَا نَقَيْتَ الثَّوْبَ الْأَبْيَضَ مِنَ الدَّنَسِ، وَأَبْدِلْهَا دَارًا خَيْرًا مِنْ دَارِهَا، وَاَهْلًا خَيْرًا مِنْ اَهْلِهَا، وَزَوْجًا خَيْرًا مِنْ زَوْجِهَا وأَدْخِلْهَا الْجَنَّةَ وَأَعِذْهَا مِنْ عَذَابِ الْقَبْرِ وَ مِنْ عَذَابِ النَّارِ Allâhummaghfir lahâ warhamhâ wa âfihâ wafu anhâ wa akrim nuzulahâ wa wassi’ madkhalahâ waghsilhâ bilmâ’i wats tsalji wal baradi, wa naqqihâ minal khathâyâ kamâ naqaita ats-tsauba al-abyadh minad danasi, wa abdilhâ dâran khairan min dârihâ wa ahlan khairan min ahlihâ wa zaujan khairan min zaujihâ wa adkhilhâ al-jannata wa a’idzhâ min adzâbil qabri wa min adzâbinnâr Artinya “Ya Allah, ampunilah dia, rahmatilah dia, bebaskanlah dan maafkanlah dia. Muliakanlah tempatnya, luaskanlah kuburnya, dan mandikanlah ia dengan air, salju, dan es. Bersihkan dia dari segala kesalahan, sebagaimana Engkau membersihkan baju yang putih dari kotoran. Berikan ia rumah yang lebih baik dari rumahnya di dunia, keluarga yang lebih baik dari keluarganya, pasangan yang lebih baik dari pasangannya. Kemudian masukkanlah ia ke dalam surga dan lindungilah ia dari siksa kubur dan siksa neraka. Ketika selesai membaca doa di atas, orang yang melaksanakan shalat jenazah melanjutkan shalatnya dengan melakukan takbir yang keempat. Setelah takbir keempat ini, disunnahkan untuk membaca doa berikut ini. Untuk jenazah laki-laki اَللّٰهُمَّ لاتَحرِمْنا أَجْرَهُ ولاتَفْتِنَّا بَعدَهُ وَاغْفِرْ لَنَا وَلَهُ Allâhumma lâ tahrimnâ ajrahu wa la taftinna ba’dahu waghfir lanâ wa lahu Artinya “Ya Allah, jangan haramkan kami dari pahalanya dan jangan beri fitnah cobaan bagi kami sepeninggalnya. Ampunilah kami dan ampunilah dia.” Untuk jenazah perempuan اَللّٰهُمَّ لاَ تَحْرِمْنَا أَجْرَهَا وَلاَ تَفْتِنَّا بَعْدَهَا وَاغْفِرْ لَنَا وَلَهَا Allâhumma lâ tahrimnâ ajrahâ wa la taftinna ba’dahâ waghfir lanâ wa lahâ Artinya “Ya Allah, jangan haramkan kami dari pahalanya dan jangan beri fitnah cobaan bagi kami sepeninggalnya. Ampunilah kami dan ampunilah dia. 7. Membaca Salam Membaca salam ini dilakukan setelah melaksanakan takbir yang keempat dan setelah membaca doa yang dilafalkan setelah takbir keempat—jika ia membaca doa sunnah itu. Bacaan salam pada shalat jenazah ini persis seperti bacaan salam yang dibaca pada shalat fardhu lima waktu. Selain itu, kesunnahan menghadapkan wajah ke arah kanan pada saat bacaan salam pertama dan menghadapkan wajah ke kiri pada saat salam kedua, juga berlaku dalam pelaksanaan shalat jenazah ini. Dianjurkan membaca shalat secara sempurna السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ Assalâmualaikum warahmatullâhi wabarakatuh "Semoga keselamatan, kasih sayang, dan keberkahan dari Allah tercurah atas kalian." Demikian penjelasan secara ringkas tentang rukun-rukun yang harus dilakukan dalam shalat jenazah. Dengan menjalankan shalat jenazah dengan cara-cara di atas, maka berarti kita telah memenuhi standar keabsahan pelaksanaan shalat jenazah yang benar dalam mazhab Syafi’i. Wallahu a’lam. Ustadz M. Ali Zainal Abidin, pengajar di Pondok Pesantren Annuriyah, Kaliwining, Rambipuji, Jember
tata cara shalat persis